Friday, 1 April 2016

Never Ending Study


 
Jumat 1 April 2016

Bismillah...
Pertama-tama kami tidak yakin apakah secara gramatikal judul yang kami pilih sudah sesuai dengan aturan atau tata bahasa inggris. Point berikutnya adalah kali ini bukan 'pure' tulisan kami yang akan ditampilkan pada posting kali ini.
Tulisan ini dibuat oleh salah seorang anggota atau staf pengajar di brilliant college makassar, kami sengaja tidak menyebutkan nama penulisnya pada postingan ini, untuk menghindari kemungkinan adanya 'bullying' pada penulisnya dari teman-temannya. Entah lah, mungkin kami yang terlalu parno!
Mungkin ada yang iseng dan 'menuduh' kami akan mencaplok tulisan itu sebagai milik kami, whatever lah, yang penting niat kami baik, ingin berbagi hal positif dan sebisa mungkin menghindari peluang terjadinya hal-hal negatif pada siapapun.
Dan, entah kebetulan atau tidak, saat kami membaca tulisan ini, tersuguh kopi kemasan yang tak usah kami sebutkan namanya (bukan karena rasa dan kualitasya yang kawe, tetapi lebih pada etika advertising katanya) 
*
Ok, let's begin!
Tulisannya kurang lebih begini:
Assalamu'alaikum wr wb.
Nama saya, ex ex ex lebih akrab dipanggil ye ye ye, saya merupakan salah satu tentor di brilliant college makassar. Awal mula saya bergabung di BC pada bulan november 20?? (tahunnya sengaja di sensor dalam posting ini ya, biar ga dilacak, dasar kepo, :-), ketika dinyatakan secara resmi diterima.
Sedikit bercerita tentang awal mula mengapa saya memilih mengabdikan diri untuk mengajar meskipun saya tidak memiliki pengalaman yang berkaitan dengan mengajar sebelumnya baik sebelum duduk di bangku kuliah maupun di fakultas tempat saya mengenyam pendidikan sekarang. Saya menemukan salah satu hadist yang mengatakan bahwa, "setiap orang berilmu akan diminta pertanggungjawaban terhadap ilmu yang dimuliki", berangkat dari hadist ini saya mulai menyusun berbagai misi besar dalam hidup saya, salah satunya adalah mengajar. Saya sadar bahwa untuk mengamalkan ilmu saya tidak mesti melalui bimbingan belajar.  Akan tetapi saya kembali menyadari bahwa saya butuh hal yang juga dapat membimbing saya menjadi orang yang lebih baik dan lebih bermanfaat, dan alhamdulillah BC telah memberikan batu loncatan itu kepada saya dan juga kepada teman-teman tentor lainnya.
Banyak hal yang mengesankan dari perjalanan saya bersama BC tercinta (cie, cie). Sejak berkomitmen bergabung bersama BC, saya berusaha melakukan yang terbaik semampu saya. Meski belum banyak yang bisa saya lakukan untuk BC, akan tetapi beberapa hal telah saya lakukan agar para siswa tidak merasa jenuh dan tidak hanya menganggap BC sebagai tempat belajar semata, akan tetapi BC merupakan rumah kedua bagi mereka. Mengajar dengan penuh kesabaran meskipun terkadang air mata tidak tertahankan lagi, oleh karena kelakuan anak-anak yang super aktif (sebut saja begitu). Hal yang menginjeksi saya untuk memperkenalkan BC di lingkungan  sekitar, baik di kampus, keluarga maupun teman kost.
Sejak Bergabung di BC, banyak hal yang saya dapatkan. Di antaranya BC memberikan kesempatan kepada saya mengasah maupun meningkatkan kemampuan, baik dalam hal pelajaran maupun dalam hal kedisiplinan. BC mengajarkan kepada saya bagaimana menjadi ibu yang baik, khususnya dalam mengajar dan mengerti kejiwaan para siswa yang dihadapi. Dan yang terpenting, BC telah memberikan saya keluarga. Suka duka yang ada di BC, terutama ketika kegiatan try out beberapa SMA kemarin sungguh luar biasa.
Lelahnya luar biasa.
Akan tetapi lelah yang saya rasakan adalah bukan lelah sebagaimana lelah yang biasa saya rasakan. Lelah yang membuat saya merindukan kembali kelealahan itu. saya diberi kesempatan belajar berbicara di depan orang banyak, tampil sebagai seorang yang luar biasa dan ini di luar misi besar saya tadinya, sehingga pada akhirnya saya terbiasa berbicara di kampus, presentasi lebih ringan dan terutama lagi saya dipercaya menjadi pemimpin diskusi di kelas maupun dalam bidang organisasi. Sungguh pengalaman yang tidak akan pernah bisa terbayarkan dan saya berharap bisa terulang kembali.
Aminn.
Beberapa langkah yang sedang saya lakukan untuk meningkatkan kualitas mengajar, yakni dengan mengajarkan materi seringan mungkin, bahasa yang sederhana sesuai dengan apa yang sering terjadi dalam kehidupan anak-anak, menyisihkan waktu 15 menit terakhir bermain games bersama anak-anak, hal ini saya lakukan agar mereka tidak merasa tertekan, sehingga tentor dan anak-anak memiliki ikatan kejiwaan yang kuat.
Jayalah selalu BC, semoga setiap derap langkah yang kita lakukan menjadi pengangkat derajat di hadapan Allah Swt., terima kasih untuk cerita indah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Semoga kami masih diberi kesempatan mengembangkan diri dan menjadi manusia yang lebih baik lagi melalui lembaga bimbingan belajar kami brilliant college makassar.
*
Nah, kurang lebih seperti itu tulisannya.
Terus, apa hubungannya antara tulisan itu dengan judul dari postingan ini?
Kami mencoba menarik benang biru (karena benang merah sudah habis dipakai orang lain), bahwa adagium "no place like home" itu masih sangat relevan. Apapun aktifitas dan situasinya, perasaan atau merasa seperti di rumah sendiri akan sangat menentukan kualitas dari aktifitas atau suasana  yang sedang terjadi. Tak terkecuali dalam proses belajar mengajar, jika suasana tidak nyaman, maka tidak akan terjadi transformasi ilmu yang baik.
Hanya pada kondisi like home lah yang membuat orang akan merindukan hal-hal yang tidak semestinya dirindukan. Tak banyak kelelahan yang  membuat kita ingin lelah seperti itu lagi (detailnya Anda yang lebih paham, :-).
Ketika seseorang belajar, bekerja, atau melakukan aktifitas dengan suasana happy, nyaman atau paling tidak sangat manusiawi itu akan lebih maksimal hasilnya dibandingkan dengan kondisi sebaliknya.
Agree with that?
Hope so!



 

Friday, 25 March 2016

Begadang dan Kopi Pahit


*
Sabtu, dua puluh enam maret dua ribu enam belas. seperti biasa sabtu kali ini kami tidak dapat lebih lama bermalas-malasan di atas kasur yang tak empuk lagi dan sudah hampir seminggu sepreinya tidak pernah diganti.
Aktifitas sabtu pagi kami yang biasanya hanya membuat pulau di atas bantal lusuh karena tak pernah lagi dijemur di musim hujan ini, berganti menjadi harus mandi pagi-pagi lalu berangkat ke kampus untuk memberikan kuliah yang juga tak kami kuasai ilmunya--aplikasi komputer. meskipun untuk ukuran user komputer, kami bisa dikategorikan dalam kelompok advance.
Budaya yang kami tak mengerti apakah sudah berlangsung lama, atau-kah baru semester ini terjadi. Banyak di antara kami harus mengajar jauh berbeda dengan apa yang kami bisa, di luar keilmuan yang kami dalami, sehingga bisa dibayangkan seperti apa model pembelajaran materi yang diberikan oleh pengajar yang kurang kapabel, diikuti oleh sebagian besar mahasiswa yang ogah-ogahan kuliah, dan disempurnakan oleh fasilitas kuliah yang sangat menyedihkan. Koneksi internet yang payah, ruang kuliah yang tidak representatif dan terlalu panjang list yang harus kami buat jika harus merinci one by one every single incompatible situation and condition here, but here we are, kami harus memaksimalkan apa yang ada, harus melaksanakan tugas yang telah diamanahkan sebagai kewajiban yang harus ditunaikan.
Seperti yang sering kami sampaikan di ruang-ruang kelas, untuk memotivasi semangat belajar mahasiswa yang drop karena fasilitas yang tidak mendukung--janganlah karena keadaan di sekitar kita yang tidak mendukung proses belajar, lalu kemudian mengalahkan semangat kita untuk belajar, demikian kurang lebih kalimat yang sering kami sampaikan untuk memotivasi mahasiswa.
*
Yuk, kita kembali ke kelas. seperti kami infokan di awal, bahwa kami meng'handle' mata kuliah yang jauh dari keilmuan yang kami miliki. Tapi, alhamdulillah, dengan metode belajar bersama sambil melakukan yang kami terapkan, atau barangkali istilah kerennya 'learning by doing' mereka tampak sangat semangat.
Meskipun, tentu saja ada beberapa mahasiswa yang dari 'kampuang nan jauh di mato', seumur-umur baru kali ini belajar buat blog, sangat wajar jika tugas yang kami berikan seminggu sebelumnya masih jauh panggang dari api, but thats OK lah, whatever they do, my point is they learn something about computer technology.
Beberapa mahasiswa "berkelahi" dengan sinyal wifi yang tidak bersahabat. demi untuk memberikan komentar kepada masing-masing blog yang mereka buat. Sepintas lucu juga, namun itu penuh makna, karena dosennya tidak harus menggunakan suara dengan nada yang tinggi atau dengan bumbu sedikit ketegangan untuk membuat mereka sibuk dengan apa yang mereka pelajari. menyaksikan hal itu, penat karena semalam begadang hingga jam tiga dinihari karena terjebak permainan catur di 'pessbuk' serasa tak berarti
*
Pagi yang alfa dari seruput kopi hitam dan kepulan rokok filter. menyaksikan mahasiswa antusias dengan apa yang mereka pelajari membuat kami serasa kembali ke jaman di mana kopi pahit dan rokok filter menjadi sahabat karib dalam menikmati pagi. Suatu kenikmatan pagi yang tak ternilai.
 

Alhamdulillah!


selamat pagi Makassar, semoga menjadi kota 'dunia akhirat'.